Selasa, 12 November 2013

Upacara Pengepah Ayu Dhanda Bharunana ( Bagi yang mengalami keguguran / menggugurkan kandungan )

Upacara Pengepah Ayu Dhanda Bharunana ( Bagi yang mengalami keguguran / menggugurkan kandungan )

OM Swastiastu,


Dalam kehidupan ini sering kali antara apa yang kita inginkan dengan kenyataan yang diterima kadang tidak sejalan. Sesuai dengan kodratnya keberadaan manusia di dunia ini melalui proses lahir hidup dan mati. Berbicara soal kelahiran sangatlah menarik, mungkin hari kelahiran yang kita inginkan kepada anak kita  dapat kita tentukan dengan bantuan dokter melalui bedah sesar yang lazim ditempuh pada saat ini berkat kemajuan teknologi kedokteran.

Namun berbicara soal kematian jarang orang membicarakan padahal hal itu sudah pasti datangnya, hal ini mungkin disebabkan bahwa hari kematian itu adalah sepenuhnya hak sang pencipta. Sepasang pengantin yang baru menikah sudah tentu ingin memiliki parisentana/anak yang didambakannya namun kadang hal yang diharapkan tidak sesuai dengan keinginannya, misalnya mengalami keguguran atau bias saja terjadi pada pasangan suami istri yang telah memiliki keturunan dan tidak lagi menginginkan keturunan, lalu melakukan penguguran kandungan     ( aborsi ).

Atau misalnya sepasang kekasih yang belum memiliki ikatan hubungan suami istri akibat salah pergaulan menyebakan kehamilan dan kehamilan ini tidak diharapkan lalu ia menggurkan kandungannya ( aborsi ), untuk menutupi aibnya, seperti yang sangat familiar kita dengar melalui siaran televisi, berita koran dan media massa lainnya. Jika peristiwa ini terjadi pada kita  sebagai umat Hindu apakah yang harus kita lakukan ?. Seperti yang telah disampaikan pada suatu kesempatan oleh  Prof.DR dr. LK Suryani , bahwa jika telah terjadi pertemuan benih pria dan wanita dan terjadi kehamilan berarti telah terjadi kehidupan.

Sebagai umat Hindu yang percaya dengan keberadaan sang atma sangatlah penting untuk melaksanakan upacara terhadap si cabang bayi itu, meskipun belum berwujud, agar tidak menyebabkan kekacauan ( ngrubeda )  dalam keluarga, melalui upacara yang disebut dengan upacara     “ Pengepah Ayu “ akibat keguguran atau mengugurkan kandungan ( Dhanda Bharunana ) “. Mungkin upacara ini sangat jarang kita dengar dan jarang pernah kita lihat implementasinya. Pelaksanaan upacara ini  berdasarkan  Lontar  Lebur Gangsa dan Sunari Gama. Bagaimana pelaksanaannya ?.  Berikut tata upacara , urutan serta banten yang diperlukan.
Proses Pelaksanaan Upacara ini dilaksanakan di Laut/Segara.
  1. Sebelum pelaksanaan upacara di Laut, pertama kali wajib mengadakan upacara Pakeling dan Upacara Guru Piduka di Kemulan, kemudian nunas tirta untuk dibawa ke Laut. Upakara Meguru Piduka di Kemulan : Daksina Pejati, Ketipat, Pras, dan runtutannya. Banten Guru : mealed taledan, raka-raka sarwa galahan, tumpeng guru, kojong rangkadan, sampyan jeet guak. Sesayut Guru Piduka/Bendu Piduka : taledan kulit sesayut, raka – raka jangkep, tumpeng putih meklongkang plekir, kojong rangkadan, limang tebih jaja bendu,suci, kwangen 1 buah,sampyan naga sari, penyeneng, wadah uyah, pebersihan dan runtutannya.
  2. Di laut, dipinggir laut/dipasir membuat pempatan agung ( persilangan ) menggunakan kain putih atau kain kasa.
  3. Nanceb sanggah cucuk : upasaksi ke surya munggah banten daksina, katipat pras, punjung, dan runtutannya. Ring sor sanggah : segehan gede asoroh.
  4. Di natar segara, di perempatan kain putih, bantennya sebagai berikut : a. banten yang dipakai untuk roh bayi : Bungan pudak, bangsah pisang, kereb sari, punjung dan banten bajang. b. Banten untuk ngulapin roh bayi : sorohan, pengulapan-pengambeyan, peras, daksina, ketipat, kelungah nyuh gading disurat ong kara ( genah ngadegan roh bayi ), kemudian dilakukan pemujaan ( mengembalikan kepada sanghyang sankanparaningdumadi ) roh bayi tersebut kemudian dilakukan pebaktian bagi roh bayi tersebut untuk kembali ke asalnya. Setelah itu klungah nyuh gading dan semua banten yang digunakan di hanyutkan ke laut.
  5. Pemuput pelaksanaan upacara Pengepah Ayu ini boleh dilakukan oleh pemangku, khususnya pemangku khayangan Dalem.
-------------

Untuk lebih jelasnya, semeton bisa tangkil ke Griya untuk memohon petunjuk kepada Sulinggih untuk detail mengenai upacara ini.

Semoga bermanfaat... Jika semeton berkenan, mohon artikel ini di share / di bagikan ke rekan/saudara yang lain supaya lebih banyak orang yang mengerti betapa upacara ini penting di laksanakan jika mengalami situasi seperti ini.

Suksma,

OM Shanti, Shanti, Shanti OM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar